Ngawi – Pengadilan Agama (PA) Ngawi mengikuti Webinar Dialog Badilag–Federal Circuit and Family Court of Australia (FCFCOA) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung RI pada Kamis, 25 September 2025. Kegiatan yang berlangsung secara daring melalui Zoom dan diikuti oleh seluruh satuan kerja peradilan agama di Indonesia, termasuk PA Ngawi yang berpartisipasi dari Media Center.

Dalam kegiatan tersebut, Ketua, Wakil Ketua, Hakim, Panitera, dan seluruh tenaga teknis PA Ngawi hadir secara lengkap. Mereka bersama-sama menyimak jalannya dialog yang membahas isu-isu penting terkait perlindungan hak perempuan dan anak. Materi yang dipaparkan antara lain mengenai data perkara dispensasi kawin tahun 2024–2025, pelaksanaan sidang keliling, pos bantuan hukum (posbakum), mekanisme pembebasan biaya perkara, serta perkembangan sistem pendaftaran dan persidangan daring (online filing dan online hearing).

Webinar ini juga dihadiri oleh Justice Suzanne Christie dari FCFCOA, bersama tim penasihat AIPJ3 yang memberikan refleksi dan pengalaman praktik terbaik di Australia. Dari pihak Badilag, Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama, Drs. H. Muchlis, S.H., M.H., menyampaikan sambutannya, sementara sesi pemaparan teknis disampaikan oleh pejabat Direktorat Pembinaan Administrasi. Kegiatan berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab, sehingga memberi ruang bagi peserta untuk memperdalam pemahaman dan menambah wawasan terkait perlindungan hak perempuan dan anak.

Partisipasi aktif PA Ngawi dalam webinar ini menunjukkan komitmen satuan kerja untuk mendukung kebijakan Mahkamah Agung dalam mewujudkan peradilan yang lebih inklusif dan berkeadilan. “Pendataan perkara dan implementasi kebijakan berbasis bukti merupakan langkah penting untuk memastikan perlindungan perempuan dan anak berjalan efektif. Oleh karena itu, setiap aparatur peradilan agama perlu menjaga integritas dan profesionalitas dalam setiap proses pelayanan,” pesan Dirjen Badilag dalam sambutannya.

Dengan terlaksananya webinar ini, diharapkan seluruh aparatur peradilan agama, termasuk PA Ngawi, semakin siap mengimplementasikan inovasi layanan dan memperkuat komitmen terhadap akses keadilan bagi kelompok rentan, khususnya perempuan dan anak. RF